JAKARTA - BMW bagi sebagian orang masih merupakan mobil kelas premium. Namun ditangan Posma Panggabean, mobil Eropa tersebut bisa dibuat lebih premium lagi. Salah satu caranya dengan memodifikasi untuk ikut ajang balap turing. Sehingga boleh dibilang sangat jarang BMW E46 318i, seperti miliknya yang ikutan balap.
Gemar dengan dunia balap dan mengidolakan pembalap World Touring Car Championship (WTCC), Andy Priaulx menjadi salah satu alasan Posma membeli mobil berlambang baling-baling tersebut. Alasan lainnya, karena seri 3 tersebut merupakan varian BMW yang paling enak dipakai balap. "Performance part banyak. Perbandingan power to weight ratio bagus dan wheelbasenya lebar," ucap Posma mengenai pemilihan mobil tersebut.
Arahnya sudah jelas, yakni ikut dikelas Supercar. Maka modifikasi yang dilakukan tidak bisa tanggung-tanggung. Bahkan untuk lebih memantapkan performa, beberapa tim dan pembalap pengguna BMW yang berlaga di WTCC dihubunginya.
Mesin asli sudah pasti tak dipakai lagi. Berganti pakai punya E46 seri M3. Kapasitasnya 3.200 cc, dengan 6 throttle body. Sedangkan komputer mesin menggunakan Viezu Technologies ECU mapping. Konfigurasi ini menghasilkan tenaga sebesar 350 dk. Menurut pemilik bengkel Privat Auto Garage di Jatiwaringin, Jaktim ini mesin masih banyak yang standar. Performance part untuk sedang dalam perjalanan menuju Indonesia.
Selain mesin, komponen E46 M3 juga terpasang di girboks, yang sudah 6 percepatan. Tentu, perbandingan gigi lebih rapat sehingga akselerasi juga lebih memadai. Kaki-kaki serta rem juga menggunakan milik E46 M3, hanya sokbreker saja yang mengandalkan keluaran KW Clubsport.
Demi menyerupai tunggangan yang berlaga di WTCC musim kompetisi 2005, komponen bodi juga disesuaikan. Paling terlihat yakni warna yang ada di mobil. Perpaduan merah, biru dan putih dibuat menyerupai tunggangan Andy Priaulx di musim kompetisi 2005. Selain itu, bodi kit juga dipasang. "Saya datangkan dari tim WTCC," ujar Posma. Komponen tersebut terdiri dari kap mesin, bemper depan-belakang, sayap serta overfender.
Gemar dengan dunia balap dan mengidolakan pembalap World Touring Car Championship (WTCC), Andy Priaulx menjadi salah satu alasan Posma membeli mobil berlambang baling-baling tersebut. Alasan lainnya, karena seri 3 tersebut merupakan varian BMW yang paling enak dipakai balap. "Performance part banyak. Perbandingan power to weight ratio bagus dan wheelbasenya lebar," ucap Posma mengenai pemilihan mobil tersebut.
Arahnya sudah jelas, yakni ikut dikelas Supercar. Maka modifikasi yang dilakukan tidak bisa tanggung-tanggung. Bahkan untuk lebih memantapkan performa, beberapa tim dan pembalap pengguna BMW yang berlaga di WTCC dihubunginya.
Mesin asli sudah pasti tak dipakai lagi. Berganti pakai punya E46 seri M3. Kapasitasnya 3.200 cc, dengan 6 throttle body. Sedangkan komputer mesin menggunakan Viezu Technologies ECU mapping. Konfigurasi ini menghasilkan tenaga sebesar 350 dk. Menurut pemilik bengkel Privat Auto Garage di Jatiwaringin, Jaktim ini mesin masih banyak yang standar. Performance part untuk sedang dalam perjalanan menuju Indonesia.
Selain mesin, komponen E46 M3 juga terpasang di girboks, yang sudah 6 percepatan. Tentu, perbandingan gigi lebih rapat sehingga akselerasi juga lebih memadai. Kaki-kaki serta rem juga menggunakan milik E46 M3, hanya sokbreker saja yang mengandalkan keluaran KW Clubsport.
Demi menyerupai tunggangan yang berlaga di WTCC musim kompetisi 2005, komponen bodi juga disesuaikan. Paling terlihat yakni warna yang ada di mobil. Perpaduan merah, biru dan putih dibuat menyerupai tunggangan Andy Priaulx di musim kompetisi 2005. Selain itu, bodi kit juga dipasang. "Saya datangkan dari tim WTCC," ujar Posma. Komponen tersebut terdiri dari kap mesin, bemper depan-belakang, sayap serta overfender.
Semua komponen bodi kit terbuat dari fiberglass, kecuali overfender. Posma membuat ulang komponen tersebut dari pelat, sehingga kalau bersenggolan ketika balap tidak pecah. Pelek pakai keluaran BBS Motorsport Wheel ukuran 17 inci dengan lebar 9 inci didapat dari tim tempat Alex Zanardi bernaung saat masih di WTCC. Aplikasi ini membuat pelek lebih keluar 2 centimeter dari bodi. (mobil.otomotifnet.com)