JAKARTA - Menunjukkan kecintaan pada Indonesia bisa diwujudkan lewat berbagai cara. Pasalnya keanekaragaman etnis di bumi pertiwi ini, bisa dijadikan inspirasi untuk mengangkat citra Indonesia di mata internasional. Artinya di sini, seseorang yang berdomisili atau berasal dari daerah tertentu di Tanah Air, dapat menunjukkan eksistensinya lewat balutan grafis bertema etnis yang menjadi ciri khas daerahnya.
AJANG BALAP
Tak heran kalau tren grafis bernuansa Indonesia dengan desain bertema etnis seperti batik, ulos, barong, dan wayang belakangan kian marak di ajang kompetisi skala nasional maupun internasional.
Misalnya ketika Subhan Aksa mengikuti ajang reli Asia Pasifik musim kompetisi 2010 beberapa waktu lalu. Ubang sapaan pereli nasional yang saat itu membesut Mitsubishi Lancer Evolution IX, menyematkan atribut mencolok di mobilnya dengan tulisan 'Batik Is Indonesia'.
"Masih banyak yang belum mengerti tentang batik, oleh karena itu kita pakai. Banyak pertanyaan ketika kita lomba, apa itu batik?” urai Mago Sarwono, direktur tim FBRT Sport, tempat Ubang bernaung.
Menurut Mago, awalnya pihak Iwan Tirta yang merupakan salah satu maestro batik Indonesia, yang akan mendesain stiker untuk ditempel di mobil, baju tim dan helm. Namun yang terealisasi hanya baju tim, karena desain untuk mobil dan helm terlambat datangnya.
Emmanuel Adwitya Amandio, juga memerkenalkan batik di ajang drifting. Nissan S15 yang jadi andalannya di ajang Formula Drift Asia, serta Nissan 350Z yang diturunkan di Formula Drift Amerika beberapa waktu lalu, semuanya diseragamkan pakai batik. “Itu (batik) kekayaan asli Indonesia, jadi gue ingin mengenalkan produk Indonesia ke masyarakat luar,” komentar Dio.
Selain batik, ulos juga menjadi acuan buat meramaikan corak mobil. Kain tenun tradisional suku Batak ini dijadikan motif desain grafis eksterior pada beberapa besutan reli di Sumatera Utara. Seperti Dian AP Harahap, yang menerapkannya di Mitsubishi Lancer Evolution IX miliknya. “Sekalian mengenalkan kekayaan daerah. Kalau bukan kita, siapa lagi," ungkap Dian.
Barong juga menjadi salah satu pemikat mata internasional pada kebudayaan asli Indonesia. Kesenian khas daerah Bali ini pun dijadikan inisial atas kecintaan pemakainya, terhadap budaya yang sarat akan nilai-nilai luhur itu.
Tak salah jika Rachtik Ray’s Team asal Bali menggunakan motif barong di mobil slalom mereka. "Bali sudah terkenal, tapi ikon barong tetap harus terus diperkenalkan,” ucap Gusti Ngurah Ray Sutha Negara selaku pemilik tim ini.
Tokoh dalam lakon pewayangan pun dijadikan inspirasi untuk memerkenalkan budaya asli Indonesia di kancah internasional. Seperti M. Hermawan yang berani mendesain eksterior mobil driftingnya, dengan menampilkan sosok Cepot yang penuh canda dari lakon wayang khas daerah Jawa Barat. "Untuk cari sensasi saja. Sepertinya seru menjadikan tokoh yang sangat Indonesia di mobil balap,” jujurnya.
Padahal Hermawan bukan berasal dari Jawa Barat, dan hanya tahu Cepot sebagai wayang dari Jawa Barat. “Hitung-hitung ikut memperkenalkan wayang. Penonton juga pasti ketawa kalau lihat gambar itu,” tambahnya.
KONTES MODIFIKASI
Tren modifikasi bernuansa etnis daerah juga semakin diminati di ajang kontes modifikasi sejak setahun belakangan. Fenomena ini juga terdongkrak berkat salah satu kategori bertajuk Color of Indonesia yang digelar sejak awal 2011 lalu, oleh salah satu promotor acara kontes modifikasi skala nasional.
"Harapan kami, peserta di setiap daerah yang dikunjungi event ini, mampu menampilkan kekayaan budaya Indonesia lewat atribut di mobilnya yang mencirikan nuansa khas daerahnya," urai Surya Darma dari PT Elang Perdana Tire selaku promotor gelaran Accelera Auto Contest.
Seperti diterapkan Agung dari klub Eighteen asal Yogyakarta, Jateng. "Semua panel bodi sengaja dibungkus ulang dengan kain batik, supaya lebih total dalam mengapresiasikan kecintaan kami pada budaya asli Jogja," sebut pria yang masih berstatus mahasiswa semester 5, pada salah satu perguruan tinggi swasta di kota Gudeg itu.
Kain songket yang menjadi salah satu icon kebudayaan Indonesia, juga dijadikan atribut utama dalam memodifikasi tampilan mobil. Seperti Ilham yang turun di Accelera Auto Contest Palembang, Sumsel, tahun lalu, membalut ulang sekujur interior pakai tenunan asli khas masyarakat etnis Melayu ini.
Selain dijadikan wujud kecintaan pada budaya asli daerah, memakai kain asli khas daerah masing-masing juga memiliki tingkat pengerjaan cukup sulit.
Pasalnya untuk membungkus ulang eksterior dengan kain batik yang sangat halus, perlu kesabaran dan ketelitian untuk mendapatkan hasil terbaik. Kalau saat melapis panel dilakukan secara kacar, justru bisa membuat kainnya mudah sobek. (mobil.otomotifnet.com)
AJANG BALAP
Tak heran kalau tren grafis bernuansa Indonesia dengan desain bertema etnis seperti batik, ulos, barong, dan wayang belakangan kian marak di ajang kompetisi skala nasional maupun internasional.
Misalnya ketika Subhan Aksa mengikuti ajang reli Asia Pasifik musim kompetisi 2010 beberapa waktu lalu. Ubang sapaan pereli nasional yang saat itu membesut Mitsubishi Lancer Evolution IX, menyematkan atribut mencolok di mobilnya dengan tulisan 'Batik Is Indonesia'.
"Masih banyak yang belum mengerti tentang batik, oleh karena itu kita pakai. Banyak pertanyaan ketika kita lomba, apa itu batik?” urai Mago Sarwono, direktur tim FBRT Sport, tempat Ubang bernaung.
Menurut Mago, awalnya pihak Iwan Tirta yang merupakan salah satu maestro batik Indonesia, yang akan mendesain stiker untuk ditempel di mobil, baju tim dan helm. Namun yang terealisasi hanya baju tim, karena desain untuk mobil dan helm terlambat datangnya.
Emmanuel Adwitya Amandio, juga memerkenalkan batik di ajang drifting. Nissan S15 yang jadi andalannya di ajang Formula Drift Asia, serta Nissan 350Z yang diturunkan di Formula Drift Amerika beberapa waktu lalu, semuanya diseragamkan pakai batik. “Itu (batik) kekayaan asli Indonesia, jadi gue ingin mengenalkan produk Indonesia ke masyarakat luar,” komentar Dio.
Selain batik, ulos juga menjadi acuan buat meramaikan corak mobil. Kain tenun tradisional suku Batak ini dijadikan motif desain grafis eksterior pada beberapa besutan reli di Sumatera Utara. Seperti Dian AP Harahap, yang menerapkannya di Mitsubishi Lancer Evolution IX miliknya. “Sekalian mengenalkan kekayaan daerah. Kalau bukan kita, siapa lagi," ungkap Dian.
Barong juga menjadi salah satu pemikat mata internasional pada kebudayaan asli Indonesia. Kesenian khas daerah Bali ini pun dijadikan inisial atas kecintaan pemakainya, terhadap budaya yang sarat akan nilai-nilai luhur itu.
Tak salah jika Rachtik Ray’s Team asal Bali menggunakan motif barong di mobil slalom mereka. "Bali sudah terkenal, tapi ikon barong tetap harus terus diperkenalkan,” ucap Gusti Ngurah Ray Sutha Negara selaku pemilik tim ini.
Tokoh dalam lakon pewayangan pun dijadikan inspirasi untuk memerkenalkan budaya asli Indonesia di kancah internasional. Seperti M. Hermawan yang berani mendesain eksterior mobil driftingnya, dengan menampilkan sosok Cepot yang penuh canda dari lakon wayang khas daerah Jawa Barat. "Untuk cari sensasi saja. Sepertinya seru menjadikan tokoh yang sangat Indonesia di mobil balap,” jujurnya.
Padahal Hermawan bukan berasal dari Jawa Barat, dan hanya tahu Cepot sebagai wayang dari Jawa Barat. “Hitung-hitung ikut memperkenalkan wayang. Penonton juga pasti ketawa kalau lihat gambar itu,” tambahnya.
KONTES MODIFIKASI
Tren modifikasi bernuansa etnis daerah juga semakin diminati di ajang kontes modifikasi sejak setahun belakangan. Fenomena ini juga terdongkrak berkat salah satu kategori bertajuk Color of Indonesia yang digelar sejak awal 2011 lalu, oleh salah satu promotor acara kontes modifikasi skala nasional.
"Harapan kami, peserta di setiap daerah yang dikunjungi event ini, mampu menampilkan kekayaan budaya Indonesia lewat atribut di mobilnya yang mencirikan nuansa khas daerahnya," urai Surya Darma dari PT Elang Perdana Tire selaku promotor gelaran Accelera Auto Contest.
Seperti diterapkan Agung dari klub Eighteen asal Yogyakarta, Jateng. "Semua panel bodi sengaja dibungkus ulang dengan kain batik, supaya lebih total dalam mengapresiasikan kecintaan kami pada budaya asli Jogja," sebut pria yang masih berstatus mahasiswa semester 5, pada salah satu perguruan tinggi swasta di kota Gudeg itu.
Kain songket yang menjadi salah satu icon kebudayaan Indonesia, juga dijadikan atribut utama dalam memodifikasi tampilan mobil. Seperti Ilham yang turun di Accelera Auto Contest Palembang, Sumsel, tahun lalu, membalut ulang sekujur interior pakai tenunan asli khas masyarakat etnis Melayu ini.
Selain dijadikan wujud kecintaan pada budaya asli daerah, memakai kain asli khas daerah masing-masing juga memiliki tingkat pengerjaan cukup sulit.
Pasalnya untuk membungkus ulang eksterior dengan kain batik yang sangat halus, perlu kesabaran dan ketelitian untuk mendapatkan hasil terbaik. Kalau saat melapis panel dilakukan secara kacar, justru bisa membuat kainnya mudah sobek. (mobil.otomotifnet.com)